cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2015)" : 15 Documents clear
Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik Plastik Biodegradable Berbahan Dasar Ubi Suweg (Amorphophallus campanulatus) Saputra, Agung; Lutfi, Musthofa; Masruroh, .
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.033 KB)

Abstract

Plastik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan plastik dibandingkan dengan bahan pengemas yang lain. Tetapi, plastik juga memiliki kelemahan dimana sulit untuk didegradasi secara alami. Oleh karena itu, salah satu solusi alternatif yang banyak dikembangkan saat ini adalah pembuatan plastic biodegradable. Indonesia memiliki potensi yang besar karena banyak memiliki keanekaragaman hayati seperti umbi-umbian yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plastik biodegradable, salah satunya adalah umbi suweg. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan gliserol pada pati suweg terhadap sifat mekanik dari plastik biodegradable yang dihasilkan. Prosedur pengujian dibagi menjadi dua tahapan. Pengujian tahap pertama dilakukan pada sampel dengan perbandingan pati ubi suweg dan gliserol dengan perbandingan komposisi 90% : 10%, 80% : 20%, 70% : 30%, 60% : 40% dan 50% : 50%. Kemudian dilakukan pengambilan sampel plastik terbaik dilihat dari hasil pengujian karakteristik mekanik yang digunakan untuk pengujian tahap kedua. Sampel yang dihasilkan kemudian diuji dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Pengujian tahap pertama mendapatkan hasil terbaik yaitu pada perbandingan komposisi 90% : 10% dengan nilai kuat tarik 5,43 MPa; elongasi 30% dan modulus elastisitas 18,47 MPa. Pengujian tahap kedua dilakukan dengan cara melakukan penambahan serta pengurangan pati ubi suweg sehingga didapatkan persentase komposisi untuk pengujian tahap kedua yaitu 94% : 6%, 92% : 8%, 90% : 10%, 88% : 12%, 86% : 14%. Pengujian tahap kedua mendapatkan hasil terbaik yaitu pada perbandingan komposisi 94% : 6% dengan nilai kuat tarik 14 MPa, elongasi 23,33% serta Modulus elastisitas 60,19 MPa. Kata kunci: Plastik Biodegradable, Ubi Suweg, Karakteristik Sifat Mekanik.
Pemurnian Biogas Dengan Sistem Pengembunan Dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media Prayugi, Ginanjar Eko; Sumarlan, Sumardi Hadi; Yulianingsih, Rini
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.55 KB)

Abstract

Kandungan CO2 pada biogas masih cukup besar. Hal ini menyebabkan efisiensi panas yang dihasilkan masih rendah sehingga kualitas nyala api biogas masih belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian dari kandungan CO2 dalam biogas, sehingga dalam permurnian ini diharapkan kadar gas metana dalam biogas dapat meningkat, dan kandungan gas lain seperti, CO2 dan uap air dapat berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan kandungan CO2 dan efektivitas penyerapan CO2 sebelum dimurnikan dan setelah dimurnikan dengan beberapa bahan media pemurni. Hasil analisa menunjukkan terjadinya penurunan kandungan CO2 pada biogas. Pada pemurnian dengan air kandungan CO2 turun sebesar 7,02 %. Untuk perlakuan dengan NaOH kandungan CO2 turun sebesar 4,79 %. Untuk kandungan CO2 pada kapur tohor turun menjadi 0 %. Pada Silika gel kandungan CO2 turun sebesar 4,63 %. Sedangkan kandungan CO2 pada Arang Aktif turun sebesar 10,503 %. Efektivitas penyerapan CO2 oleh kapur sangat efektif dalam mengurangi kadar CO2 yang terkandung dalam biogas dibandingkan bahan media lainnya. Sedangkan kandungan CH4 pada perlakuan kapur tohor yang paling besar. Hal ini dikarenakan kapur tohor dapat mengikat kadar CO2 yang terkandung dalam biogas lebih tinggi dibandingkan bahan media lainnya. Pada proses pengembunan, air yang diembunkan paling banyak terdapat pada perlakuan air + es (130C) sebesar 10,18 ml, disusul dengan perlakuan dengan air (21,50C) sebesar 5,79 ml dan perlakuan tanpa air (25,50C) sebesar 5,00 ml untuk tiap m3 biogas yang dialirkan. Hal ini dikarenakan semakin kecil suhu, hasil pengembunan yang diperoleh semakin besar.   Kata Kunci : CO2, Kapur Tohor, NaOH
Pengaruh Aktivator dan Waktu Kontak Terhadap Kinerja Arang Aktif Berbahan Eceng Gondok (Eichornia crossipes) Pada Penurunan COD Limbah Cair Laundry Dalas Gumelar; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.966 KB)

Abstract

Eceng gondok adalah tanaman perairan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan berkembang biak secara cepat sehingga kebanyakan masarakat menganggapnya sebagai gulma perairan. Air limbah laundry mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia dan nitrogen serta kadar padatan terlarut, kekeruhan, BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Deman) tinggi. Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri yang menggunakan proses adsorpsi dan purifikasi. Pada umumnya karbon aktif dibuat melalui proses aktivasi dengan menambahkan bahan-bahan kimia. Beberapa jenis senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri pembuatan karbon aktif adalah ZnCl2, KOH, H2SO4, dan HCl. Masing-masing jenis aktivator akan memberikan efek/pengaruh yang berbeda-beda terhadap luas permukaan maupun volume pori-pori karbon aktif yang dihasilkan. Karbon aktif eceng gondok hasil perendaman HCl 5M memiliki luas permukaan yang paling baik sebesar 842.04 m2/gr diibandingkan dengan adsorben komersial yang hanya memiliki luas permukaan sebesar 26.038 m2/gr. Kadar COD rata-rata dari limbah laundry sebesar 785.39 mg/L. Waktu kontak yang baik untuk menurunkan kadar COD pada penelitian ini adalah pemberian adsorben 5M selama 120 menit pada limbah laundry. Kualitas adsorben eceng gondok hasil perendaman HCl 5M sama baiknya dengan adsorben komersial karena hasil uji T menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.   Kata kunci: Adsorben, eceng gondok, limbah laundry, luas permukaan, penurunan COD
Uji Performansi dan Keseimbangan Massa Evaporator Vakum Double Jacket Tipe Water Jet dalam Proses Pengolahan Gula Merah Tebu (Saccharum officinarum L.) Ahmad Muhlisin; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.506 KB)

Abstract

Gula merah tebu dihasilkan dari proses pengentalan nira tebu dengan cara pemanasan. Pemanasan ini penting karena dapat menentukan kualitas dari gula merah. Pembuatan gula merah secara tradisional memiliki kelemahan dalam proses pemanasan, sehingga menghasilkan kualitas gula merah yang tidak baik. Evaporator vakum double jacket tipe water jet adalah mesin yang mampu membuat gula merah yang lebih baik di banding pengolahan secara tradisional. Pengoperasinya evaporator vakum membutuhkan energi untuk menghasikan panas. Sehingga diperlukan evaluasi terhadap performansi atau kinerja mesin evaporator vakum double jacket tipe water jet. Hasil penelitian menunjukan antara lain nilai kebutuhan energi panas terbesar evaporator didapatkan pada suhu 600C yaitu sebesar 11.597,04 kJ dan yang terendah pada suhu 700C sebesar 7.190,82 kJ. Rerata Kebutuhan energi listrik terbesar di dapatkan pada suhu 600 C sebesar 11.140,00 kJ dan terendah di dapatkan pada suhu 700C sebesar 9.065,33 kJ . Rerata kadar air tertinggi dicapai pada perlakuan dengan suhu 600 C sebesar 10,60 % dan rerata kadar air terendah dicapai pada suhu 800 C sebesar 9,38 %. Kehilangan massa terbesar pada proses penguapan di dapatkan pada suhu 800C sebesar  84,34 % dan kehilangan massa terendah pada suhu 600C sebesar 80,81 %. Nilai rerata rendemen terbesar di dapatkan pada suhu 600C sebesar  18,84 % dan rendemen terendah di dapatkan pada suhu 800C sebesar 11,46. Nilai rerata massa gula merah terbesar di dapatkan pada suhu 600C sebesar 526 gram rerata massa gula merah terendah didapatkan pada suhu 800C sebesar 448,3. Efesiensi energi terbesar di dapatkan pada suhu 700C sebesar 74,94 % dan terendah di dapatkan pada suhu 800C sebesar 54,62%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuaan perbedaan suhu pada proses pengupan nira tebu hingga menjadi gula merah berpengaruh pada sifat fisik dan lama waktu pemasakan serta massa gula merah yang dihasilkan. Sedangkan berdasarkan nilai efesiensi yang diperoleh, mesin Evaporator double jacket tipe water jet ini sudah cukup layak untuk proses pengentalan nira tebu.   Kata kunci : Kebutuhan Energi, keseimbangan massa, efesiensi evaporator
Rancang Bangun Prototype Alat Penyiram Otomatis dengan Sistem Timer RTC DS1307 Berbasis Mikrokontroler Atmega16 pada Tanaman Aeroponik Muhammad Fadhil; Bambang Dwi Argo; Yusuf Hendrawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.658 KB)

Abstract

Untuk bercocok tanam pada lahan sempit atau ruang yang terbatas, aeroponik merupakan pilihan utama. Aeroponik merupakan sistem hidroponik yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan pengkabutan dalam penyemprotan nutrisi dan diberikan langsung ke permukaan akar. Tujuan dari penitian ini yaitu merancang dan membuat mekanik sistem penyiraman otomatis dengan timer (RTC) menggunakan mikrokontroller Atmega16, merancang algoritma perangkat lunak (software) untuk mikrokontroller Atmega16 dengan bahasa pemrograman assembly untuk mengkontrol penyiraman pada sistem aeroponik, dan mengamati pertumbuhan tanaman pada sistem aeroponik otomatis berdasarkan parameter yang diuji meliputi panjang akar, jumlah daun, dan tinggi tanaman. Prinsip kerja dari alat ini ialah, akar terjurai dirongga udara di bawah pipa dan disemprot dengan campuran larutan hara dalam bentuk kabut. Penyemprotan kabut dilakukan secara bergantian on dan off sesuai dengan jam yang telah ditentukan sebelumnya. Keseluruhan sistem pada prototype alat penyiram otomatis dengan sistem timer RTC DS1307 berbasis mikrokontroler Atmega16 pada tanaman aeroponik dapat tersambung dan terkoordinasi dengan baik. Minimum sistem Atmega16 bekerja dengan baik sebagai pengolah data. RTC DS1307 dapat bekerja sesuai dengan fungsinya yaitu  menyesuaikan waktu pada sistem dengan waktu nyata (real) sehingga dapat mengkondisikan pemberian waktu jeda bagi relay dan pompa sesuai dengan yang kita inginkan, serta LCD dapat menunjukkan informasi berupa text sesuai dengan yang kita inginkan. Perancangan algoritma prototype alat penyiram otomatis dengan sistem timer RTC DS1307 berbasis mikrokontroler Atmega16 dengan bahasa pemrograman assembly yang berhasil membuat alat dapat dikondisikan pemberian waktu jeda dan lama waktu nyala relay-nya sesuai dengan yang diinginkan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern. Pada alat ini, pemberian nutrisi belum merata keseluruh tanaman sehingga hasil perkembangan tumbuhan seladapun belum mendekati sempurna dan pertumbuhan selada pada alat belum merata secara menyeluruh.   Kata kunci :          Tanaman Aeroponik Bertingkat, Sistem Timer RTC DS1307, Mikrokontroler Atmega16, Tanaman Selada.
Perancangan dan Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Pasca Panen Pada Budidaya Tanaman Krisan (Dendranthema grandiflora) di Perkebunan Nongkojajar - Pasuruan Dianti, Evi Wahyu; Lutfi, Musthofa; Yulianingsih, Rini
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.791 KB)

Abstract

Bunga krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias dan penghasil bunga potong. Bunga krisan memiliki berbagai variasi bentuk dan warnanya. Berdasakan jumlah kuntum,  bunga krisan dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe Standar dan tipe Spray. Tipe Standar adalah bunga yang memiliki satu buah kuntum bunga dalam tiap tangkai, seperti Krisan Shamrock, dark red pompom, regal mist, dll. Sedangkan Tipe Spray adalah bunga yang memiliki banyak kuntum dalam satu tangkai dan memiliki diameter bunga sekitar 2-3 cm, seperti Krisan Puma, Salmon, Granada, dll. Standard Operating Procedure (SOP) merupakan tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu pekerjaan bisa diselesaikan secara aman dan efektif. Standard Operating Procedure (SOP) dibutuhkan untuk menghasilkan panen yang optimal. Dan tujuan dari Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk menjaga keutuhan bunga agar kualitas bunga tetap bagus dan memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Hasil perancangan Standard Operating Procedure (SOP)  di Nongkojajar adalah pertama proses pemanenan, kedua proses pemotongan tangkai bunga, ketiga proses pembungkusan, keempat proses perendaman, kelima proses penerimaan hasil panen, keenam proses pengemasan, dan ketujuh proses penyimpanan. Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) di Nongkojajar adalah 35% telah dilakukanKata kunci : Budidaya, Tipe Standar, Tipe Spray, krisan, SOP
Rancang Bangun Machine Vision Untuk Sistem Pencahayaan Mikro Presisi (Micro-Precission Lighting System) Menggunakan Metode Fuzzy Pada Tanaman Selada Rico Santoso; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.219 KB)

Abstract

Plant Factory (PF) merupakan sistem bioproduksi untuk membudidayakan tanaman dengan lingkungan yang terkontrol untuk mendapatkan kondisi  optimal pertumbuha. Pencahayan merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam PF. Light Emitting Diodes (LED) merupakan salah satu sumber cahaya buatan yang digunakan dalam PF. Umumnya, LED dalam PF harus dinyalakan seluas tempat budidaya tanaman. Metode seperti ini menyebabkan banyak energi yang terbuang. Penelitian ini merupakan on-going research yang bertujuan untuk mengembangkan machine vision (MV) berbasiskan LED lighting system (LLS) dalam PF. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan prototipe MV berbasiskan LLS untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energi LED dan mengontrol intensitas LED se-presisi mungkin sesuai kebutuhan tanaman. MV dioperasikan dengan software buatan sendiri. Fungsi software yaitu untuk membuat data penyalaan LED berdasarkan intensitas RGB citra. Persyaratan operasional MV yaitu, pertama, holder kamera harus ditempatkan pada 7.3 cm X axis, 6 cm Y axis. Kedua, Semua holder lampu ditempatkan pada 0 cm X axis, 0 cm Y axis, 0o Z axis dan semua lampu dinyalakan. Ketiga, webcam Logitech C170 digunakan untuk mengambil citra. Pengujian prototipe MV menggunakan 3 jenis umur tanaman selada; 2, 3 dan 4 minggu. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata koefesien determinasi sebesar 0.957. Analisis total konsumsi energi ketika menggunakan MPLS  masing-masing adalah 6491.52, 21893.76, 33626.88 Wh dengan effisiensi penghematan energi sebesar 84.28 %, 64.65 %, 59.28%.Kata kunci: LED Lighting System, Plant factory, Machine vision, Selada
Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Alkohol dan Nilai Kalor dari Bioetanol Berbahan Baku Umbi Gadung (Dioscorea hipsida Dennst.) Anisah Cahyani; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.436 KB)

Abstract

Umbi gadung merupakan salah satu jenis umbi yang mengandung senyawa beracun, yaitu asam sianida (HCN), tetapi masyarakat mengolahnya menjadi keripik. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah memanfaatkan pati yang terkandung dalam umbi gadung (Dioscorea hipsida) dikonversi menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh enzim terhadap proses liquifikasi dan sakarifikasi terhadap total gula reduksi yang diperoleh, mengetahui kadar etanol yang dihasilkan dari destilasi sebagai alternatif bahan bakar, menetukan besarnya nilai kalor bahan bakar alkohol yang dihasilkan. Hasil optimum perolehan nilai total gula reduksi pada proses hidrolisis yaitu pada perlakuan C penggunaan volume enzim 0,6 % v/v sebesar 6,00%. Sedangkan nilai total gula reduksi pada perlakuan A (0,2% v/v) dan B (0,4% v/v) berturut-turut sebesar 4,85% dan 5,24%. Kemampuan tertinggi konversi glukosa menjadi etanol pada perlakuan B dengan penggunaan volume enzim 0,4% v/v sebesar 9,10%. Sehingga kadar etanol tertinggi yang dihasilkan dari hasil destilasi yaitu pada perlakuan B yaitu 79,9%. Sedangkan kadar etanol untuk perlakuan A dan C adalah 66,57% dan 72%. Nilai kalor tertinggi dihasilkan pada perlakuan B yaitu sebesar 5232,23 kal/g. Sedangkan nilai kalor pada perlakuan A dan C berturut-turut 4257,57 kal/g dan 4600,85 kal/g.Kata kunci: α-amilase, glukoamilase, yeast
Pengaruh Penambahan Konsentrasi CMC dan Lama Pencelupan pada Proses Edible Coating Terhadap Sifat Fisik Anggur Merah (Vitis vinifera L.) Dian Anggianda Marpaung; Bambang Susilo; Bambang Dwi Argo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.972 KB)

Abstract

Beberapa cara untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran buah serta memperpanjang umur simpan buah, yaitu dengan menyimpan buah pada ruang pendingin (suhu rendah), pada ruang bertekanan dan modifikasi atmosfer ruangan. Akan tetapi penyimpanan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal, oleh karena itu perlu dicari cara atau solusi lain dengan pelapisan buah menggunakan larutan edible coating dari lidah buaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penambahan konsentrasi CMC dan lama pencelupan terhadap sifat fisik buah anggur merah serta mengetahui perlakuan terbaik akibat penambahan CMC dan lama pencelupan pada proses edible coating terhadap sifat fisik buah anggur merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu lama pencelupan (A) antara lain 3 menit, 5 menit, 7 menit, dan 9 menit serta penambahan konsentrasi cmc (B) antara lain 1%, 2%, dan 3% b/b. Lama penyimpanan anggur merah yaitu 3, 6, 9, 12, dan 15 hari. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Analisa keragaman hasil akan dilakukan dengan analisa ANOVA, dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah umur simpan anggur merah berpengaruh terhadap kekentalan, kekerasan dan susut bobot. Hasil organoleptik terhadap anggur merah berpengaruh pada parameter warna, aroma, rasa sampai penyimpanan 15 hari masih diterima oleh panelis secara umum sedangkan untuk aroma panelis sudah tidak menyukai. Perlakuan terbaik dan terjelek terhadap anggur merah pada mikrostruktur dengan menggunakan SEM yaitu perlakuan A3B1 (terbaik) dan perlakuan A2B2 (terjelek). Kata Kunci : CMC, Edible Coating, Lidah Buaya, Anggur Merah
Rancang Bangun dan Uji Performansi Alat Pemotong Kentang Bentuk French Fries Agil Adham Reka; Yusuf Hendrawan; Rini Yulianingsih
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.359 KB)

Abstract

Kentang termasuk kelompok lima besar makanan pokok dunia. Di Indonesia kentang paling populer dijumpai dalam bentuk olahan kentang goreng (french fries). Oleh karena  itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengembangan alat pemotong kentang. Rancang bangun alat pemotong kentang dilakukan dengan membandingkan pisau pemotongan antara pisau cutter, pisau tembakau, dan pisau maspion. Alat pemotong yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian terhadap pisau terbaik dari hasil perbandingan ketiga pisau tersebut. Perlakuan yang digunakan dalam pengujian pisau pemotongan adalah variasi  sudut pemotongan yaitu 24o (pisau tembakau), 27o (pisau maspion), dan 28o (pisau cutter). Pisau Maspion memberikan hasil terbaik dibandingkan pisau tembakau dan pisau cutter. Pisau maspion diuji dengan perlakuan kecepatan: 20 rpm, 30 rpm, dan 40 rpm. Setiap variasi sudut dan kecepatan dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil data pengujian membandingkan antara rata-rata hasil potongan dengan variasi kecepatan secara berurutan: Terpotong Penuh (TP) 240 g, 233,3 g, dan 243,3 g, Terpotong Tepi (TT) 81,7 g, 78,3 g, dan 75 g, Rusak Terpotong Penuh (RTP) 86,8 g, 95 g, dan 95 g, Rusak Terpotong Tepi (RTT) 36,7 g, 38,3 g, dan 31,7 g, waktu 48,67 detik, 24 detik, 26,33 detik. Berdasarkan analisis data, variasi kecepatan pemotongan tidak berpengaruh nyata pada hasil potongan TP, TT, RTT, RTP, kecuali sangat berpengaruh nyata terhadap waktu. Alat ini memiliki kapasitas efektif rata-rata 47,48 kg/jam, kerusakan hasil rata-rata 40,3 %, dan efisiensi rata-rata 57,02 %. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan memperbaiki tingkat presisi pada alat, sehingga kentang yang lolos pada pemotongan dan tingkat kerusakan kentang semakin kecil. Kata kunci: kentang, pisau, kecepatan, sudut pemotongan 

Page 1 of 2 | Total Record : 15